Pada
EKG normal maupun abnormal terdapat dua peristiwa utama: (1) depolarisasi, penyebaran stimulus
melalui otot jantung, dan (2) repolarisasi,
kembalinya stimulus otot jantung untuk keadaan istirahat[6].
Sel miokardium (sel atrium dan
ventrikel) dikatakan terpolarisasi ketika sel miokardium membawa muatan listrik
ke permukaan. Gambar II.2 A menunjukkan
keadaan istirahat terpolarisasi dari sel otot jantung normal atrium atau
ventrikel . Ketika sel otot jantung terstimulasi, disebut depolarisasi.
Akibatnya bagian luar sel, pada daerah di mana stimulasi telah terjadi menjadi
negatif dan bagian dalam sel menjadi positif. Hal ini menghasilkan perbedaan tegangan
listrik pada permukaan luar sel antara daerah
depolarisasi terstimulasi dan
daerah polarisasi tidak terstimulasi (Gambar II.2 B). Akibatnya, terbentuk arus listrik kecil
yang menyebar di sepanjang sel sebagai stimulasi dan depolarisasi terjadi
sampai seluruh sel tidak terpolarisasi (Gambar II.2 C)
. Jalur depolarisasi dapat diwakili oleh panah, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar II.2
B[6].
Gambar
II.2.
Depolarisasi dan repolarisasi . A, Sel otot jantung istirahat terpolarisasi, ia
membawa muatan listrik, dengan bagian luar sel bermuatan positif dan bagian
dalam bermuatan negatif. B, Ketika sel distimulasi (S), ia mulai depolarisasi.
C, depolarisasi
sel sepenuhnya bermuatan positif di dalam dan bermuatan negatif di luar. D,
repolarisasi terjadi ketika sel distimulasi kembali ke keadaan istirahat. Petunjuk
depolarisasi dan repolarisasi diwakili oleh anak panah. Depolarisasi
(stimulasi) dari atrium menghasilkan gelombang P pada EKG, sedangkan
depolarisasi ventrikel menghasilkan kompleks QRS. Repolarisasi ventrikel
menghasilkan kompleks ST – T[6]
Sumber: G. Ary L., Zachary D. Goldberger, dan Alexei Shvilkin. 2013. Goldberger’s
Clinical Electrocardiography: A Simplified Approach 8th Edition.
Philadelphia: Elsevier
Tidak ada komentar:
Posting Komentar