Jumat, 31 Januari 2014

Depolarisasi dan Repolarisasi pada Otot jantung



Pada EKG normal maupun abnormal terdapat dua peristiwa utama: (1) depolarisasi, penyebaran stimulus melalui otot jantung, dan (2) repolarisasi, kembalinya stimulus otot jantung untuk keadaan istirahat[6].
Sel miokardium (sel atrium dan ventrikel) dikatakan terpolarisasi ketika sel miokardium membawa muatan listrik ke permukaan. Gambar II.2 A menunjukkan keadaan istirahat terpolarisasi dari sel otot jantung normal atrium atau ventrikel . Ketika sel otot jantung terstimulasi, disebut depolarisasi. Akibatnya bagian luar sel, pada daerah di mana stimulasi telah terjadi menjadi negatif dan bagian dalam sel menjadi positif. Hal ini menghasilkan perbedaan tegangan listrik pada permukaan luar sel antara daerah  depolarisasi  terstimulasi dan daerah polarisasi tidak terstimulasi (Gambar II.2 B). Akibatnya, terbentuk arus listrik kecil yang menyebar di sepanjang sel sebagai stimulasi dan depolarisasi terjadi sampai seluruh sel tidak terpolarisasi (Gambar II.2 C) . Jalur depolarisasi dapat diwakili oleh panah, seperti yang ditunjukkan pada Gambar II.2 B[6].



Gambar II.2. Depolarisasi dan repolarisasi . A, Sel otot jantung istirahat terpolarisasi, ia membawa muatan listrik, dengan bagian luar sel bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan negatif. B, Ketika sel distimulasi (S), ia mulai depolarisasi. C, depolarisasi sel sepenuhnya bermuatan positif di dalam dan bermuatan negatif di luar. D, repolarisasi terjadi ketika sel distimulasi kembali ke keadaan istirahat. Petunjuk depolarisasi dan repolarisasi diwakili oleh anak panah. Depolarisasi (stimulasi) dari atrium menghasilkan gelombang P pada EKG, sedangkan depolarisasi ventrikel menghasilkan kompleks QRS. Repolarisasi ventrikel menghasilkan kompleks ST – T[6]
 
Sumber: G. Ary L., Zachary D. Goldberger, dan Alexei Shvilkin. 2013.  Goldberger’s Clinical Electrocardiography: A Simplified Approach 8th Edition. Philadelphia: Elsevier


Tidak ada komentar: