Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh..
Halo Sob…. Bagaimana
kabarnya semua,, udah lama sejak
perpindahan tahun saya gak pernah meng-update
postingan di blog tercinta ini…
Kali ini, ingin saya ceritakan
tentang pengalaman saya ngajar ketika KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kalau sekedar
ngajar itu sih udah biasa saya lakukan, berhubung saya pernah bekerja sebagai
tentor di salah satu bimbingan belajar selama 2 tahun lebih. Tapi kali ini beda
karena ngajarnya bukan untuk ke satu sampai tiga orang siswa tapi lebih dari
20an siswa…
Ada 4 SD yang saya targetkan
untuk ngajar, namun setelah observasi dua sekolah ternyata sudah cukup tenaga
pengajarnya. Sehingga akhirnya saya mengajar hanya di dua sekolah –melegakan--.
Hmm,, saya memang ngajar di dua SD, tapi masing-masing SD hanya satu kelas yang
saya tempati untuk ngajar nantinya.. Sebenarnya dari kedua SD yang saya tempati
ngajar nantinya, saya lebih tertarik mengajar untuk kelas VI-nya, namun tidak
di-izinkan dari pihak sekolah—tak apalah. Nah.. dari kedua sekolah ini saya
memilih kelas V dan kelas III. Kalau dilihat-lihat sih mudah yah.. Rupanya
ngajar di Desa itu penuh perjuangan juga. Jelasnya akan saya ceritakan di
paragraph selanjutnya.. Lets Go…
--Kelas V—
Kelas V menurutku tidak begitu
sulit setelah melihat GBRP dari wali kelasnya [oh iya, saya Cuma ngajar IPA dan
Matematika], tapi.. setelah mulai ngajar, saya menemukan suatu kejanggalan,
coba tebak apa?.. Yah, tebakanmu benar,, semua pelajarannya nyaris tidak ada
yang nempel diingatan mereka, bahkan pelajaran yang seharusnya sudah diajarkan
di kelas IV bahkan mereka lupa.. Oh My
GOD, it’s OK-lah karena ada dua
anak diantaranya masih ingat pelajarannya.. Berhubung mereka masih anak-anak,
dan pasti sudah bosan dengan metode pangajaran yang biasa gurunya berikan,
akhirnya saya memutuskan untuk memakai metode belajar anak TK – Hoaaaa gak
Lah—Ya belajar sambil Bermain, saya mencoba mengasah ingatan mereka dengan
sering-sering memberikan mereka tugas—sepertinya agak kelewatan—tapi kalu tidak
begitu, mereka kapan BISAnya. Sehari saya masuk saja untuk satu mata pelajaran,
sebelum belajar saya memberikan Kuis [Wuihh, kayak Mahasiswa aje’], setelah
belajar satu sub bahasan saya berikan tugas dari bahan pelajaran tadi. Setelah
itu saya berikan sub bahasan selanjutnya dan sebelum mereka istirahat saya tak
lupa memberikan mereka PR—heheheh--,
dan pada saat mereka beristirahat barulah saya memeriksa jawaban dari tugas dan
kuis mereka tadi. Dua bulan saya ngajar, saya cukup puas dengan hasilnya karena
adek-adek yang saya ajari senang dengan metode yang saya gunakan, dan kalau
saya menanyakan soal mereka bisa jawabnya meskipun masih lama mikirnya.. yang
lucu itu ketika saya naikkan level soalnya dikit atau saya bolak-balik
anagkanya mereka bingung lagi—hmm anak-anak..
-- Kelas III—
Ini nih yang rumit, karena
ternyata untuk anak kelas III SD sistem mata pelajarannya ‘tematik’. Wuih, apa
lagi tuh,, tematik itu mereka belajarnya berdasarkan tema; yang saya ingat saya
pernah ngajar pas temanya tentang PASAR. Kelihatannya biasa aja, tapi didalam
tema PASAR itu sendiri banyak sekali pelajaran didalamnya dan harus di
selesaikan dalam 1 x pertemuan, wah bagaimana gak ribet [didalam tema ‘pasar’
mencakup IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika] Ribet kan, ,, saya ngajarnya
agak amburadul di kelas III, ya karena metode tematik itu, tapi setidaknya
adek2nya mengerti. Meskipun begitu hasilnya tidak sama memuaskannya dengan yang
di kelas V.. adek-adek kelas III ributnya bukan main,, habis suara saya loh
kalau ngajar ckckckc, kalau ada percakapan [dialog dalam buku] saya malah yang
diajarin, mirisnya masih ada satu anak yang belum bisa baca dikelas itu,,
dengan waktu 2 bulan ternyata belum cukup, perlu waktu yang intens untuk ngajar
baca kali yah…
---cukup sekian dulu yah, cerita
kali ini kapan-kapan dilanjutkan dengan cerita yang lain…
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh..
**KKN UNHAS Gelombang 84 Kab. Pangkep, Kelurahan Sibatua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar