Rabu, 08 Januari 2014

Pengalaman Mengajar Saat Kuliah Kerja Nyata



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Halo Sob…. Bagaimana kabarnya  semua,, udah lama sejak perpindahan tahun saya gak pernah meng-update postingan di blog tercinta ini…
Kali ini, ingin saya ceritakan tentang pengalaman saya ngajar ketika KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kalau sekedar ngajar itu sih udah biasa saya lakukan, berhubung saya pernah bekerja sebagai tentor di salah satu bimbingan belajar selama 2 tahun lebih. Tapi kali ini beda karena ngajarnya bukan untuk ke satu sampai tiga orang siswa tapi lebih dari 20an siswa…

Ada 4 SD yang saya targetkan untuk ngajar, namun setelah observasi dua sekolah ternyata sudah cukup tenaga pengajarnya. Sehingga akhirnya saya mengajar hanya di dua sekolah –melegakan--. Hmm,, saya memang ngajar di dua SD, tapi masing-masing SD hanya satu kelas yang saya tempati untuk ngajar nantinya.. Sebenarnya dari kedua SD yang saya tempati ngajar nantinya, saya lebih tertarik mengajar untuk kelas VI-nya, namun tidak di-izinkan dari pihak sekolah—tak apalah. Nah.. dari kedua sekolah ini saya memilih kelas V dan kelas III. Kalau dilihat-lihat sih mudah yah.. Rupanya ngajar di Desa itu penuh perjuangan juga. Jelasnya akan saya ceritakan di paragraph selanjutnya.. Lets Go…

--Kelas V—
Kelas V menurutku tidak begitu sulit setelah melihat GBRP dari wali kelasnya [oh iya, saya Cuma ngajar IPA dan Matematika], tapi.. setelah mulai ngajar, saya menemukan suatu kejanggalan, coba tebak apa?.. Yah, tebakanmu benar,, semua pelajarannya nyaris tidak ada yang nempel diingatan mereka, bahkan pelajaran yang seharusnya sudah diajarkan di kelas IV bahkan mereka lupa.. Oh My GOD, it’s OK-lah karena ada dua anak diantaranya masih ingat pelajarannya.. Berhubung mereka masih anak-anak, dan pasti sudah bosan dengan metode pangajaran yang biasa gurunya berikan, akhirnya saya memutuskan untuk memakai metode belajar anak TK – Hoaaaa gak Lah—Ya belajar sambil Bermain, saya mencoba mengasah ingatan mereka dengan sering-sering memberikan mereka tugas—sepertinya agak kelewatan—tapi kalu tidak begitu, mereka kapan BISAnya. Sehari saya masuk saja untuk satu mata pelajaran, sebelum belajar saya memberikan Kuis [Wuihh, kayak Mahasiswa aje’], setelah belajar satu sub bahasan saya berikan tugas dari bahan pelajaran tadi. Setelah itu saya berikan sub bahasan selanjutnya dan sebelum mereka istirahat saya tak lupa memberikan mereka PR—heheheh--, dan pada saat mereka beristirahat barulah saya memeriksa jawaban dari tugas dan kuis mereka tadi. Dua bulan saya ngajar, saya cukup puas dengan hasilnya karena adek-adek yang saya ajari senang dengan metode yang saya gunakan, dan kalau saya menanyakan soal mereka bisa jawabnya meskipun masih lama mikirnya.. yang lucu itu ketika saya naikkan level soalnya dikit atau saya bolak-balik anagkanya mereka bingung lagi—hmm anak-anak..
-- Kelas III—
Ini nih yang rumit, karena ternyata untuk anak kelas III SD sistem mata pelajarannya ‘tematik’. Wuih, apa lagi tuh,, tematik itu mereka belajarnya berdasarkan tema; yang saya ingat saya pernah ngajar pas temanya tentang PASAR. Kelihatannya biasa aja, tapi didalam tema PASAR itu sendiri banyak sekali pelajaran didalamnya dan harus di selesaikan dalam 1 x pertemuan, wah bagaimana gak ribet [didalam tema ‘pasar’ mencakup IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika] Ribet kan, ,, saya ngajarnya agak amburadul di kelas III, ya karena metode tematik itu, tapi setidaknya adek2nya mengerti. Meskipun begitu hasilnya tidak sama memuaskannya dengan yang di kelas V.. adek-adek kelas III ributnya bukan main,, habis suara saya loh kalau ngajar ckckckc, kalau ada percakapan [dialog dalam buku] saya malah yang diajarin, mirisnya masih ada satu anak yang belum bisa baca dikelas itu,, dengan waktu 2 bulan ternyata belum cukup, perlu waktu yang intens untuk ngajar baca kali yah…
---cukup sekian dulu yah, cerita kali ini kapan-kapan dilanjutkan dengan cerita yang lain…
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
 **KKN UNHAS Gelombang 84 Kab. Pangkep, Kelurahan Sibatua



Tidak ada komentar: